Pagi bergegas
Siang beringas
Sore melemas
Malam terhempas
Saya pernah menulis surat untuk seorang Mama, dalam rangka jatuh cinta.
Jatuh cinta terlugu dan terjujur yang pernah saya rasa. HAHAHAHAHA.
Lain cerita, hari ini saya akan menuliskan cerita tentang seorangĀ Ibuk.
Ibuk yang kalau saya nulis harus pakai “K” dibelakangnya.
Ibuk terbaik dari semua ibu-ibu terbaik.
Ini tentang sebuah perayaan sederhana di usia ke-52 tahunnya.
Tentang beribu rasa syukur yang jelas tak sanggup saya ungkapkan.
Tentang sekelumit kalimat sederhana.
Selamat ulang tahun, Ibuk
Halo Mbak, masih sibukkah kamu stalking akun media sosial saya?
Masih berkecamukkah hati kamu atas apa yang telah usai?
Masih inginkah kamu mengirmkan PESAN-PESAN yang sungguh tidak jelas dan tidak masuk akal kepada saya?
Masih sanggupkah kamu BERPURA-PURA SMS mengatasnamakan DIA?
Jika masih, kamu mengambil keputusan yang salah dulu.
Sebab saya pernah menawarkan sebuah pertemuan bukan?
“Di Pasta Gio ya! Pasta sama steak-nya enak!“, begitu pesanku.
Continue reading “Catatan Akhir: Untuk Perempuan di Pelukannya – Pelukan DIA”