Apa yang kamu injak, bisa jadi justru yang paling melindungi
Kamu menyebutnya enol.
Untuk sesuatu yang harus kita bangun kembali.
(Masih) tentang catatan Senja untuk sebuah nama.
Sebuah pesan membuyarkan kekusyukanku bermain gitar.
“Hai kamu, kesepian bukanlah alasan yang baik untuk jatuh cinta”
Aku tersentak.
Sebisa mungkin membalas dengan pilihan kata yang masuk akal.
Catatan Senja Untuk Sebuah Nama
Aku baru saja membaca status BBM seorang teman.
Isinya kurang lebih begini.
“Kata orang, laki-laki itu ingin ditunggu dan perempun ingin dipejuangkan”
Sebagian orang terlahir dengan kemampuan seperti ini.
Mampu mengejar yang mereka ingin, tapi takut memastikan ketika ingin itu mulai tergenggam.
Mereka bukan penyerah, tapi tak pernah pasti.
Mereka sulit bertanya, tapi selalu menebak.
Well, minggu kemarin dua teman SMA saya menikah.
Saya kondangan, bukan untuk yang pertama kalinya.
Sepuluh kalinya, mungkin.
Teman dari teman saya juga menikah.
Intinya sih, di usia saya (dan mungkin kalian juga)adalah masa dimana
rabi siji, rabi kabeh.
HAHAHAHAHA.
Continue reading “Nikmati Kondanganmu, Sebelum Dikondangin” →
Apa yang mendatangkan kecewa?
Harap, berharap.
Apa yang menumbuhkan luka?
Harap, berharap.
Bahagia itu relatif.
Kaya itu relatif.
Baik itu relatif.
Tampan itu relatif.
Ada yang lucu,ketika tiba-tiba seseorang mengirimkan sebuah pesan.
Hm,kalau saya baper sama kamu boleh nggak?
yang kemudian dengan cepat dibalas begini.
Boleh, hehehe.
Karena baper adalah hak setiap orang.